BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar kebanyakan guru menggunakan pembelajaran konvensional dimana siswa banyak duduk, mendengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi akan kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses penguatan yang berupa pembuatan catatan dalam bentuk catatan yang monoton. Hal ini akan membuat suasan pembelajaran yang monoton dan tidak menimbukan minat belajar bagi siswa.
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Dengan metode pembelajaran yang sesuai siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan di dalam diri siswa. Metode quantum learning adalah metode yang sangat tepat untuk pencapaian hasil belajar yang diinginkan dan untuk pengembangan potensi siswa.
Dalam metode quantum learning diuraikan mengenai cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang disampaiakn. Proses belajara siswa sangat dipengaruhi oleh emosi di dalam dirinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas yaitu sebegai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan quantum learning?
2. Bagaimana karakteristik dari quantum learning?
3. Bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan quantum learning?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan menggunakan quantum learning?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari quantum learnig.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari quatum learning.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan quantum learning.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan quantum learning.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Quantum Learning
Quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum learning merupakan seperangkat metode atau falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja untuk semuat tipe orang dan segala usia. Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang psikolog yang berupaya mengembangkan prinsip yang disebut “suggestology” atau “siggestopedia”. Menurutnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar dan setiap kali keadaan apapun memberikan sugesti positif atau negatif (Bobbi de Poreter dan Hernacki, 1999:14).
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan suggestology adalah pemercepatan belajar (accelerated learning). Maksud pemercepatan belajar adalah memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal dengan penuh keceriaan.
Quantum learning memadukan suggestology, neurolinguistik (NLP) dan pemercepatan belajar dengan teori. Neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian yang mengkaji bagaimana otak mengatur informasi yang ada. Adanya hubungan antara keterlibatan emosi, memori jangka panjang dan belajar. Neurolinguistik dapat digunakan untuk menciptakan jalianan pengertian diantara siswa dan guru (Bobbi de Porter dan Hernacki, 1999:14).
B. Landasan Quantum Learning
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1999).
Bobbi de Porter dan Hernacki (1999:16) mengatakan bawha quantum learning menggabungkan suggestoloki tekni pemercepatan NLP dengan teori, keyakinan dan metode. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari bebagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti:
1. Teori otak kanan kiri
2. Teori otak triune (3 in 1)
3. Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik)
4. Teori kecerdasan ganda
5. Pendidkan holistik (menyeluruh)
6. Belajar berdasarkan pengalaman
7. Belajar dengan simbol
8. Simulasi/permaianan
Teori kecerdasan ganda, teori pemograman neurolinguistik dan temuan-temuan mutakhir sangat berpengaruh terhadap pandangan dasar pembelajaran quantum mengenai kemampuan manusia selaku pembelajaran, khususnya kemampuan otak dan pikiran pembelajaran. Selain itu juga berpengaruh pada perancangan, penyajian dan pemudahan proses pembelajaran untuk mengembangkan dan melejitkan potensi diri peserta didik., khususnya kemampuan dan kekuatan pikiran peserta didik. Sementara itu, pembelajaran akseleratif, pembelajarn eksperensial dan pembelajaran kooperatif sangat berpengaruh terhadap pandang dasar pembelajaran quantum terhadap kiat-kiat, merancang, menyajikan, mengelola, memudahkan proses pembelajara yang efektif dan optimal termasuk kiat memperlakukan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
C. Karakteristik Quantum Learning
Ada beberapa karakteristik quantum learning yang harus dipahami, agar pembelajaran dapat berjalan dengan benar. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang adalah pendidik dan sekaligus peserta didik, sehingga bisa saling berfungsi sebagai fasilitator.
2. Belajar akan sangat efektif jika dilakuan dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak terlalu formal, penataan tempat duduk, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta merasa nyaman.
3. Setiap orang mempunyai gaya belajr, bekerja yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga tidak perlu merubahnya. Dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberian fasilitator.
4. Modul pembelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak sesuatu yang nyata atau aplikasi langsung.
5. Dalam menyerap dan mengolah informasi otak menguraikan dalam bentuk simbol atau asosiatip sehingga materi akan lebih mudah dicerna bila lebih banyak disajikan dalam bentuk gambar, diagram, flow, atau simbol.
6. Kunci menuju kesuksesan model quantum learning adalah latar belakang musik klasik atau instrumental yang telah terbukti memberikan pengaruh positif dalam proses pembelajaran. Musik klasikal dapat meningkatakan kemampuan mengingat, mengurasi sterss, meredekan ketegangan, meningkatkan energi dan memberikan daya ingat.
7. Penggunaan warna dalam model quantum learning dapat meningkatkan daya tangkap dan ingat sebanyak 78%.
8. Metode peran, dimanaa peserta lebih aktif dalam membahas materi.
9. Sistem penilaian dalam pembelajaran adlah 50% penilaian diri sendiri, 30% penilaian teman dan 20 % penilaian trainer atau atasan.
10. Umpan balik yang positif akan mempu memotivasi peserta untuk berprestasi.
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Quantum Learning
Ada tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran quantum, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip utama pembelajaran quantum learning berbunyi: Bawalah Dunia Mereka (Peserta didik) ke dalam Dunia Kita (Pendidik), dan Antarkan Dunia Kita (Pendidik) ke dalam Dunia Mereka (Pesera didik). Prinsip ini menuntut pendidik untuk memasuki dunia peserta didik sebagai langkah pembelajaran selain itu juga mengharuskan pendidik untuk membangun jembatan otentik memasuki kehidupan pendidik. Dengan cara ini pendidik akan mudah membelajarkan peserta didik baik dalam bentuk memimpin, mendampingi dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas.
2. Proses pembelajaran merupakan permainan orestra simfoni. Selain memiliki lagu atau partitur, permainan simfoni memiliki struktur dasar chord (prinsip-prinsip dasar pembelajarn quantum), seperti berikut ini:
a. Segalanya berbicara; segala sesuatu mulai dari lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pendidik, penataan ruang sampai sikap pendidik, dari mulai kertas yang dibagikan pendidik sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.
b. Segala bertujuan; baik peserta didik maupun pendidik harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.
c. Pengalaman mendahului penamaan; proses pembelajaran yang paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
d. Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran; peserta didik perlu memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka dalam melakukan usaha, walaupun mereka berbuat salah.
e. Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan; perayaan atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.
3. Pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Keunggulan ini dipandang sebagai jantung pondasi pembelajarn quantum. Dalam kunci keunggulan itu sebagai berikut:
a. Terapkan hidup dalam intergritas (kejujuran); bersikap juju, tulus, dan menyeluruh, selaraskan nilai-nilai dengan perilaku.
b. Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan; kegagalan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sukses.
c. Berbicaralah dengan niat baik; berbicalah dengan pengertian positif dan bertanggungjawab untuk komunikasi yang jujur dan lurus bukan gosip.
d. Tegaskan komitmen; penuhi janji dan kewajiban.
e. Jadilah pemilik; bertanggungjawablah atas tindakan yang dilakukan.
f. Tetaplah lentur, luwes dan fleksibel; bersikap terbuka terhadap atau pendekatan baru yang dapat membantu untuk memperoleh informasi.
g. Pertahankanlah keseimbangan; keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa.
Selain prinsip-prinsip utama di atas, pembelajaran quantum memiliki beberapa pandangan mengenai pembelajaran dan peserta didik, yaitu sebagai berikut:
1. Pembelajaran berlangsung secara efektif karena peserta didik itu aktif dan kreatif.
2. Pembelajaran berlangsung efektif dan optimal bila didasarkan pada karakteristik gaya belajar peserta didik sehingga penting sekali pemahaman atas gaya belajar peserta didik, yaitu gaya auditoris, gaya visual, dan gaya kinestetis.
3. Pembelajaran berlangsung efektif dan optimal bila tercipta atau terdapat suasana nyaman, menyenangkan, rileks, sehat dan menggairahkan sehingga kenyamanan, kesenangan, kerileksan, dan kegairahan dalam pembelajaran perlu diciptakan dan dipelihara.
4. Pembelajaran melibatkan lingkungan fisik-mental dan kemampuan pikiran atau potensi diri peserta didik secara serempak.
5. Pembelajaran terutama pengajaran membutuhkan keserasian konteks dan isi.
6. Pembelajaran berlangsung optimal bilamana ada keragaman dan kebebasan, karena pada dasarnya peserta didik amat beragam dan memelukan kebiasaan.
E. Langkah-langkah dalam Quantum Learning
1. Temukan manfaat dari segala sesuatu yang dilakukan
Setiap melakukan sesuatu, baik secar sadar maupun tidak, setiap orang pasti dalam pikirannya timbul pertanyaan “apa manfaatnya bagiku bila pekerjaan ini dilakukan?”. Apabila orang itu mengetahui keuntungannya maka akan timbul motivasi untuk belajar dengan aktif. Belajar aktif ini bercirikan dapat belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa saja yang dipelajari untuk keuntungan sendiri, mengupayakan agar segalanya terlaksana dan bersandar pada kehidupan.
Adapun cara mencari manfaat adalah sebagai berikut:
a. Mengerti manfaat dari suatu aktivitas akan memperbesar minat untuk melakukannya.
b. Cari manfaat yang sesuai dengan dunia nyata.
c. Rencanakan hadiah apa yang akan diberikan kepada diri sendiri jika nanti memperoleh keberhasilan sebelum melakukan aktivitas tertentu.
d. “Inilai saatnya!”: manfaatkan waktu saat ini, karena waktu tidak bisa ditabung dan tidak bisa diulang kembali, jadi harus digunakan sebaik-baiknya.
2. Berikan pujian pada setiap tindakan
Pujian atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan positf mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.
3. Ciptakan lingkungan belajar yang tepat dan aman
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan santai;
Suasana tempat belajar akan mempengaruhi kemampuan belajar, adapun hal-hal yang bisa dilakukan adalah: aturlah tempat duduk yang nyaman, gunakanlah media atau alat pembelajaran yang menarik dan berwarna, simpanlah tumbuhan disekitar tempat belajar agar merasa sejuk dan alami, gunakan aroma wewangian seperti aroma bunga atau buah-buahan yang diskusi, bahakn membawa hewan peliharan dalam belajar.
b. Gunakan musik supaya terasa santai, terjaga dan siap untuk berkonsentrasi;
Musik sangat penting untuk lingkungan karena musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Relaksasi yang diiringi musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi. Musik klasik atau pop dinamis dapat meningkatkan kemampuan mengingat, mengurangi stress, meredakan ketegangan, meningkatkan energi dan membesarkan daya ingat.
c. Ciptakan dan sesuaikan suasana hati dengan berbagai jenis musik;
Musik digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental pembelajar, dan mendukung lingkungan belajar.
d. Gunakan pengingat-pengingat visual untuk mempertahankan sikap positif;
Seperti poster ikon atau simbol untuk setiap konsep utama pembelajaran akan diajarkan dan yang telah diajarkan. Hal ini ditujukan untuk membantu penciptaan, penyimpanan dan pecarian informasi secara visual.
e. Berinteraksilah dengan lingkungan untuk menjadi peserta didik yang lebih baik;
Dalam setiap aktivitas belajar, sangat diperlukan waktu jeda. Jeda sangat penting karena:
1) dalam setiap masa belajar, yang paling diingit dengan baik adalah informasi pertama dan terakhir. Karena itu, jika sering mengambil jeda, akan mengingat lebih banyak dari seluruh informasi.
2) ketika pikiran menjadi letih, perubahan keadaan mental yang terjadi selama jeda akan menyegarkan kembali sel-sel otak untuk langkah berikutnya.
3) jeda juga merupakan saat untuk konsolidasi, untuk mengumpulkan informasi dan memberikan menetap secara mantap ke dalam pikiran sadar dan bawah sadar.
4) selama jeda dapat beristriahat, rileks dan meresapi apapun yang telah dilakukan.
4. Menemukan gaya belajar
Meskipun kebanyakan orang memiliki ketiga gaya mengajar visual, auditorial, dan kinestetik, tapi semua orang cenderung pada salah satu gaya belajar.
a. Gaya belajar visual
Gaya belajar ini lebih cepat mengakses informasi secara visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambaran menonjol dalam gaya belajar ini. Seorang yang visual bercirikan sebagai berikut:
1) teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.
2) mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan.
3) membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail, mengingat apa yang diingat.
b. Gaya belajar auditorial
Gaya belajar ini lebih cepat mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan dan diingat. Musik, nada, irma, rima, dialog internal dan suara menonjol disini. Seorang yang auditorial bercirikan sebagai berikut:
1) perhatiannya mudah terpecah
2) berbicara dengan pola berirama
3) belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca
4) berdialog secara internal dan eksternal
c. Gaya belajar kinestetik
Gaya belajar ini lebih cepat mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Gerakan koordinasi, irama, tanggapan emosional dan kenyamanan fisik menonjol disini. Seorang yang kinestetik bercirikan:
1) menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak
2) belajar dengan melakukan, menunjukan tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik
3) mengingat sambil berjalan dan melihat
5. Gunakan teknik mencatat tingkat tinggi
Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang. Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Tujuan pecatatan adalah membantu mengingat informasi yang tersimpan sebagian kecil materi yang diajarkan.
Otak tidak langsung mengolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih merumuskan, dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami.
Teknik mencata dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Peta pikiran (mind mapping)
Peta pikiran menurut Tonny dan Bary Buzan dalam Bobby de Poter dkk. (2000: 175) adalah metode mencata kreatif yang memudahkan dalam mengingat banyak informasi. Cara membuat peta pikiran adalah sebagai berikut:
1) Mulailah menuliskan gagasan utama ditengah-tengah kertas dan berilah lingkaran atau bentuk lain yang disukai;
2) Tambahkan cabang-cabang dari pusatnya untuk tiap poin kunci, gunakanlah pulpen warna-warni;
3) Kembangkanlah steno dalam urutan kronologis dengan menomori cabang-cabang;
4) Bersikap kratif dan berani dalam mendesain peta pikiran
b. Catatan: TS
Catatan: TS (catatan: tulis dan susun) yaitu teknik mencatat yang mampu mensinergiskan kerja otak kiri dan otak kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat sepuluh kali lipat. Catat, tulis, susun menghubungkan apa yang didengarkan menjadi poin-pin utama dan menuliskan pemikiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari. Cara membuat catatan: TS adalah dengan menggambarkan garis vertikal kira-kira seperempat bagain dari sisi kanan kerta, membentuk dua kolom, satu besar (sebelah kiri dan satu kecil (sebelah kanan). Di atas kolom kiri yang besar tulisankan “informasi penting” dan dikolom kanan tuliskan “pikiran, perasaan dan pertanyaan”.
Kolom kiri adalah daerah menulis catatan yang didengar, gunakanlah pulpen yang warna-warni untuk setiap topik. Kolom sebelah kanan untuk menuliskan pemikiran asosiasi yang muncul dalam benak, bisa berupa pendapat, reaksi dari apa yang didengar, pertanyaan, dan lain-lain.
6. Menulis penuh percaya diri
a. Pengelompokan (clustering)
Pengelompokan yang dikembangkan oleh Gabriel Rico (Bobby de Poter dan Hernacki, 1999:180) adalah suatu cara memilah pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dan menuangkannya di atas kertas secepatnya, tanpa mempertimbangkan kebenaran dan nilainya. Hal-hal yang diperhatikan dalam membuat pengelompokkan ini adalah:
1) Melihat dan membuat kaitan antara gagasan
2) Mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dikemukakan
3) Menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapi suatu konsep
4) Bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyutingan atau pertimbangan
5) Menvisualkan hal-hal khusus dan mengingatkannya kembali dengan mudah
6) Mengalami desakan kuat untuk menulis
b. Menulis cepat
Menulis cepat membantu dalam mengatasi maslah lembaran kosong menulis cepat memberikan kemajuan secara langsung. Dalam menulis cepat harus diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Pilihlah suatu topik
2) Gunakan timer untuk jangka waktu tertentu
3) Mulailah menulis secara kontinu walaupun apa yang ditulis adalah “Aku tak tau apa yang haru ku tulis”
4) Saat menulis hindari pengumpulan gagasan, pengaturan kalimat, pemeriksaan tata bahas, pengulangan kembali dan mencoret atau menghapus sesuatu.
c. Menunjukan Bukan meberitahukan
Menurut Rebekah Caplan (Bobby de Poter dan Hernacki, 1999: 190) menyebutkan bahwa teknik ini mengambil bentuk “kalimat-kalimat memberitahu” kemudian mengubahnya menjadi “paragraf-paragraf yang menunjukkan”.
7. Meningkatkan memori dan daya ingat
Pikiran dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Ini berarti memori yang dipunyai oleh setiap orang sempurna. Apabila mengalami kesulitan dalam mengingat informasi yang sudh tersimpan dalam memori, itu bukan menandakan memori yang tidak baik melainkan daya ingat yang kurang baik. Cara bik dalam mengingat sesuatu adalah:
a. Sistem cantol atau bercerita
Sistem cantol digunakan untuk mengajarkan daftar informasi yang panjang, terutama saat informasi dapat diingat dengan urutan tertentu. Dengan menggunakan asosiasi, cantolkan setiap bagian dengan yang berikutnya seperti sebuah ranati. Kunci untuk memasukan kata-kata atau istilah baru ke dalam sistem cantol dengan membuatnya sevisual mungkin, libatkan alat indera asosiasi itu berwarna-warni, menonjol dan imajinatif.
b. Metode penempatan atau lokasi
Untuk menggunakan metodi ini, asosiasikan informasi yang ingin diingat dengan tempat yang telah akrab dipikirkan. Informasi dapat diingat dengan mudah jika meletakannya ditempat tertentu, melihatnya disana dan memberinya bunyi dan tindakan.
c. Menghubungkan
Teknik ini dengan menghubungkan antara istilah baru dengan cerita konyol biasanya dikenal dengan jembatan keledai. Misalnya dalam mengingat satuan panjang dimulai dari km, hm, dam, m, dm, cm, mm, dengan menggunakan kata-kata: kenangan harum dapat membuat dewi cantik menarik.
8. Melaju dengan kekuatan membaca
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh apabila sering membaca, adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kecepatan membaca dan daya ingat
b. Meningkatkan pemahaman dan daya ingat
c. Menambah pemberdaharaan kata
Adapun kiat-kiat untuk memahami bacaan adalah: jadilah pembaca yang aktif, baca gagasannya bukan kata-katanya, libatkan seluruh alat indera, ciptakan minat, buat peta pikiran bahan bacaan tersebut.
Ragam kecepatan membaca adalah sebagai berikut:
a. Reguler; cara membaca yang relatif lambat, dengan membaca baris demi baris seperti yang biasa dilakukan dalam membaca bacaan ringan.
b. Melihat dengan cepat (skimming); dilakukan dengan sedikit lebih cepat. Biasanya dilakukan ketika mencari sesuatu kata khusus dalam sebuah teks.
c. Melihat sekila (scanning); digunakan untuk melihat isi buku atau untuk melihat sekilas, seperti cara membaca koran.
d. Kecepatan tinggi (warp speed); teknik membaca satu bahan bacaan dengan kecepatan sangat tinggi dan dengan pemahaman yang tinggi.
9. Berpikir logis dan berpikir kreatif
Cara-cara yang dapat ditempuh dalam memperoleh teknik kreativitas:
a. Ingat kesuksesan dimasa lalu, baik yang biasa maupun yang menakjubkan.
b. Yakinlah bahwa hal ini menjadi hari terobosan.
c. Latihlah kreativitas dengan permainan mental
d. Ingatlah bahwa kegagalan membawa pada keberhasilan
e. Raihlah impian dan fantasi
f. Biarkan kesenangan memasuki kehidupan
g. Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain
h. Pandanglah situasi dari segala sisi
i. Bersihkan pikiran dari asumsi negative
j. Ubahlah posisi sesering mungkin.
E. Perencanaan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus bisa menjebatani jurang antara dunia pendidik dan peserta didik secara cepat dan alami. Maka dari itu ada beberapa tahap yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu dalam bentuk : Apakah Manfaatnya Bagiku (AMBAK) jika aku mengikuti topik pelajaran ini dengan guruku?. Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke alam pikiran anda, yakinkan siswa mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan. Tumbuhkan niat yang kuat pada diri anda bahwa anda akan menjadi guru dan pendidik yang hebat.
2. Alami
Unsur ini mendorong hasrat alami otak untuk “menjelajah”. Cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Kegiatan apa yang dapat diberikan agar pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa bertambah.
3. Namai
Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada topik tertentu, ajak mereka untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya, ajak mereka untuk menempelkan nama-nama tersebut di dinding kelas dan dinding kamar tidurnya.
4. Demonstrasikan
Melalui pengalaman belajar siswa mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan (kompetensi) dan informasi (nama) yang cukup, sudah saatnya dia mendemonstrasikan dihadapan guru, teman, maupun saudara-saudaranya.
5. Ulangi
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini!”.
6. Rayakan
Perayaan adalah ekspresi kelompok atau seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik. Jadi, jika siswa sudah mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik, layak untuk dirayakan lewat : Bertepuk tangan, bernyanyi bersama-sama, atau secara bersama-sama mengucapkan : “Aku Berhasil!”.
F. Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning
1. Kelebihan dari penggunaan metode quantum learning adalah:
a. Membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
b. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat.
2. Kekurangan dari penggunaan metode quatum learning adalah:
a. Penggunaan waktu dalam pembelajaran membutuhkan banyak.
b.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Quantum learning dapat memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upya yang normal dan dibarengi dengan kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak memiliki persamaan hiburan permainan, warna cara berpikir positif kebugaran fisik dan kesehatan emosional.
Adapun langkah-langkah dalam belajar qantum learning adalah sebagai berikut:
1. Temukan manfaat dari segala sesuatu yang dilakukan
2. Berikan pujian pada setiap tindakan
3. Ciptakan lingkungan belajar yang tepat dan aman
4. Menemukan gaya belajar
5. Gunakan teknik mencatat tingkat tinggi
6. Menulis penuh percaya diri
7. Meningkatkan memori dan daya ingat
8. Melaju dengan kekuatan membaca
9. Berpikir logis dan berpikir kreatif
B. Saran
Sebagai seorang pendidik kita dituntut untuk lebih mengembangkan lagi pembelajaran, dengan cara menerapkan bergai model pembelajaran salah satunya quatum learning. Sebagai pendidik harus tahu bagaimana menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, lingkungan yang mendukung, perencanaan pengajaran yang dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
De Poter, Bobby dan Mike Hernacky. (1999). Quantum Learning. Bandung: Kaifa
De Poter, Bobby dan Mark Reardon dan Sarah Singer Nourie. (2000). Quantum Taeaching Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar